Rabu, 16 Januari 2013

TEKNIK DUPLEXING

 

Duplex adalah media komunikasi dua arah. Dimana pihak pengirim dan penerima bisa berkomunikasi dua arah secara bersama-sama. Contoh media yang menggunakan mode ini adalah telepon baik selular maupun fixed telepon rumah. Kedua belah pihak bisa berbincang secara bersama-sama.Dalam komunikasi terjadi proses sinyal pesan analog atau aliran data digital diganubgkan menjadi satu sinyal.dalam multiplexing juga bisa untuk ADC(AnalogTo Digital Converter )
  •  Tujuan Uytam multiplexing : irit dan menghemat biaya implementasi jaringan fisik.
  • dalam komunikasi ,sinyal yang telah di multiplex disaluran kesebuah saluran transmisi 
  • Multiplexing mebagi kapasitor saluran komnkasi tingkat tinggi-rendah menjadi beberapa saluran logic tingkat tinggi masing-masing satu untuk setiap sinyal pesan atau aliran data yang ingin disalurkan (ENCODING)sebuah proses kebalikannya,dikenal dengan demultiplexing,dapat mengubah data asli disisi penerima (DECODING)
  • sebuah alat yang melakukan multiflexing disebut multiplekser(DEMUV)

 Terdapat dua metode duplexing, yakni
  • Full-duplex
  • Half-duplex


Dalam sistem transmisi pada komunikasi radio dapat diklasifikasikan ke dalam tiga macam bentuk, yaitu simplex, half duplex, dan full duplex. 

 A .Metode simpleax adalah komunikasi yang dilakukan hanya terbatas pada satu arah saja. Contoh dari metode simplex dalam sistem seluler adalah penggunaan sistem paging, dimana MSC akan mengirimkan suatu pesan kepada seluruh BTS yang ada didalam pengawasannya guna mencari posisi mobile station tertentu.

simplex operation

BTS yang tidak melayani mobile station yang dimaksud tidak akan memberikan suatu acknowledge kepada MSC, sehingga komunikasi semacam ini hanya bersifat satu arah saja. 

B. Metode half duplex adalah metode yang mengijinkan suatu komunikasi dilakukan pada dua arah tetapi menggunakan channel radio yang sama baik untuk transmisi maupun untuk penerima, sehingga pada suatu waktu hanya satu pengguna saja yang dapat mengirimkan sinyal informasi.

half duplex operation

Dalam komunikasi yang bersifat half duplex ada suatu pembatasan dalam melakukan komunikasi. Ketidakleluasaan dalam komunikasi half duplex dapat dilukiskan dalam kebiasaan seperti “push- to-talk” dan “release- tolisten” pada suatu komunikasi menggunakan handy talky.

 C.  Full duplex merupakan suatu komunikasi dua arah yang dapat dilakukan secara simultan. 


full duplex operation

Agar suatu komunikasi dua arah dapat berjalan secara simultan maka ada dua teknik yang biasa digunakan, yaitu:



Gambar diatas Merupakan Cara kerja trasmisi simplex , half duplex dan full
a) Frequency Division Duplex (FDD)
FDD mempunyai kemampuan untuk menyelenggarakan suatu komunikasi yang simultan antara mobile station dengan base station. Untuk keperluan ini maka FDD menyediakan dua band frekuensi sebagai channel yang terpisah untuk masing-masing pengguna. Satu band frekuensi digunakan untuk melayani trafik dari base station ke mobile station yang dikenal dengan sebutan forward band, satu band lagi digunakan unuk melayani trafik dari mobile station ke base station, yang biasa disebut dengan reverse band. Suatu base station menggunakan dua antenna yang terpisah, yaitu antenna untuk keperluan transmisi dan satu antenna lagi yang digunakan untuk keperluan penerimaan sinyal. Penggunaan dua antenna yang terpisah pada base station diperlukan untuk mengakomodasi dua channel yang terpisah. 

Sedangkan pada mobile station hanya menggunakan satu antenna yang difungsikan baik untuk keperluan transmisi ataupun untuk keperluan penerimaan sinyal. Karena hanya menggunakan sebuah antenna saja untuk menghandle dua kepentingan yang berbeda maka pada mobile station menggunakan suatu alat yang dinamakan duplexer. Duplexer ini diletakkan didalam mobile unit yang digunakan untuk mengaktifkan antenna yang sama agar dapat digunakan secara simultan untuk keperluan transmisi maupun penerimaan sinyal.

b) Time Division Duplex (TDD)
 
Dalam suatu komunikasi radio dimungkinkan penggunaan secara bersama suatu channel berdasarkan pembagian yang dilakukan pada domain waktu. Atas dasar pemikiran inilah yang membuat TDD dapat digunakan sebagai metode full duplex dalam menyelenggarakan suatu komunikasi dua arah yang bersifat simultan.
 Masing-masing pengguna mempunyai dua channel yaitu forward dan reverse yang terbentuk dari alokasi slot-slot waktu, sehingga TDD mengijinkan dua channel tersebut terletak pada band frekuensi yang sama. Suatu slot waktu akan dipisahkan untuk digunakan sebagai channel forward dan channel reverse . Sehingga dengan demikian dua keperluan yang berbeda yaitu transmisi dan penerimaan sinyal dapat ditangani oleh dua channel. Sebenarnya TDD bukan merupakan full duplex secara penuh, lebih tepat jika dikatakan bahwa TDD merupakan semi full duplex. Hal ini dikarenakan bahwa TDD tidak dapat melayani komunikasi yang simultan pada saat waktu yang bersamaan. 
Syarat agar metode duplex TDD dapat digunakan dalam suatu sistem komunikasi adalah bahwa laju data transmisi pada suatu channel harus lebih besar dari laju data dari pengguna. Sesuai dengan standar IMT-2000, maka UMTS menggunakan metode duplex baik FDD maupun TDD. Metode duplex FDD dan TDD masing-masing mempunyai kelemahan dan kelebihan tersendiri apabila diaplikasikan dalam suatu area. UMTS akan mengambil keunggulan dari masing-masing metode duplex tersebut untuk diterapkan pada area pelayanannya yang sesuai sehingga dengan demikian efisiensi akan didapatkan. 
Untuk memberikan pelayanan terhadap suatu area secara maksimal dan efisien maka area pelayanan dari UMTS terbagi atas sel-sel kecil dan sel-sel besar. Dimulai dari pikosel, mikrosel, makrosel hingga sel yang bersifat global yang pelayanannya menggunakan satelit. Penggunaan dua metode duplex tersebut didasarkan atas pembagian ruang lingkup pelayanan dari UMTS.

Keuntungan menggunakan teknik Multiplexing yaitu biaya komunikasi semakin murah dan terjangkau, karena pada intinya :
  1.  Irit biaya implementasi jaringan fisik. Diperbaharui dan diperkompleks adalah ada sisi perangkat terminalnya saja, baik terminal receiver dan transmitter yang intinya lagi berfungsi sebagai DECODER dan ENCODER sinyal.
  2. Perangkat terminal semakin portable dan irit tempat dan rak. Sehingga mengurangi biaya alokasi perangkat menghemat biaya implementasi fisik.
  3. Predictable. Mudah di expand dan dikembangkan kearah yang lebih luas dalam jangka panjang, tanpa terlalu signifikan merubah-rubah lagi installatir dan topologi fisik jaringannya.
  4. Perangkat terminal (ENCODER dan DECODER) sinyal yang semakin kompleks dan canggih, menggunakan  prosessor dan chipset yang semakin cepat processingnya sehingga memungkinkan MAPPING Time Slot yang lebih kompleks lebih cepat timing miltitaskingnya.


Sumber :


  • http://learn-networking.com/network-design/carrier-sense-multiple-access-collision-detect-csmacd-explained

  • http://www.mcscv.com/produk_detail.php?page-id=Media-komunikasi-dan-pengertian-sistem-jaringan-telekomunikasi-Update&rdmt=96591&id=defadm&pid=Jaringan-Telekomunikasi-Transmisi-Telepon

1 komentar: